Puisi: MATA BULAT MATA MAKSIAT... MATA BEJAT... SIKAT... TOBAT

(sebuah puisi untuk negeri ini)
oleh: D.A. Allison

Di sini semua sudah berkarat, bejat, dan kadang-kadang kumat
Manusia melata menebar syahwat,
berjalan dengan hasrat maksiat
Tak peduli jelata atau pejabat berpangkat
Siapa tak senang pasti diikat,
kalau tak bisa diikat tentu disikat
Pendapat ada di kalangan berpangkat atau konglomerat,
atau bahkan lintah darat, si penghisap darah rakyat,
atau orang yang merasa kuat, terlebih kalau punya serikat,
dan terlebih lagi dengan pengerahan uang berlipat-lipat
(mudah-mudahan tidak bejat dan gampang kumat)

Kebenaran akhirat ada di tangan orang putus urat,
berlagak suci bak malaikat,
tapi kalau melihat sosok berpakaian ketat,
syahwatnya pun meningkat melompat-lompat,
meningkat-ningkat, tujuh tingkat
Yang salah kemudian adalah yang dilihat! Hebat...!?

Awak yang punya mata bulat berkilat lagi berlalat,
mengapa orang harus diikat-ikat?!
Awak yang punya peragat tak beradat,
mengapa orang yang harus menanggung akibat?!
Awak yang punya pikiran maksiat, mengapa orang yang harus dilaknat?!
Di negeri ini, kebenaran dunia ditentukan uang berlipat-lipat
Rompak saja lumbung negara, rampas uang rakyat,
tidak akan ada akibat selama setoran tidak terlambat
Selama mulut pejabat sesat dapat dibebat cek melawat
Judi, sabung orang, sabung umat, biasa dilihat,
asal ada uang lupa, aparat pun lupa-lupa-ingat
bantai saja orang yang kalian anggap sesat,
asal beramai-ramai tentu tak bakalan kuwalat
Para pemuka umat...
Adakah kalian benar-benar telah bermunajat?!
Adakah kalian benar-benar telat melihat akhirat?!
Adakah kalian sudah yakin siapa yang sesat?!
Para pejabat...
Adakah kalian telah benar-benar berniat?!
Adakah kalian telah benar-benar merakyat?!
Adakah kalian benar-benar berbuat?!
Untuk rakyat?
Atau hanya untuk si tuan bermuka bulat?!
Atau hanya untuk si dewi malam berpinggang ketat?!
Kalau tidak berbuat untuk rakyat, kalian sungguh bangsat!!

Kepada kalian rakyat...
Duduk-duduk sajalah melihat!
Melihat tontonan pejabat dan orang kuat
Tadahkan tangan sorongkan lidah menjilat
Berharap-harap kalian akan selamat,
berharap leher tak terjerat, lidah tak diikat...
(ampunkan kami Ya Tuhan, mudah-mudahan Kau tak jadi malaknat)
Tunggu sesaat...

(... ... ... ... .)
Hebat... hebat...
Maksiat... maksiat...
Bejat... bejat...
Laknat!!
Tobat... tobat... memang sudah mau kiamat...
(Depok, 24 Februari 2011)

Source

Popular posts from this blog

Cinta Restiana By Didit Priyanto