Happy Family


Kecintaan ku kepada keluarga memang besar. Dan ini terkadang yang membuat aku bingung menentukan mana yang harus aku pilih antara keluarga dengan impian ku. Selalu keluarga mendukung semua hal yang akan aku lakukan tapi terkadang pula keluarga menentang apa yang menjadi impian ku. Sepertinya keluarga ku tak ingin aku melupakan mereka karena aku adalah anak pertama yang mereka harapkan kelak. Aku berusaha menjalani semua hal yang ada didepan mata dengan penuh keraguan, apa aku benar atau salah memilih jalan ini.

Aku mencoba merenungi setiap masalah dan masalah yang aku hadapi. Mencoba belajar memaknai nya, mengartikan nya dengan sisi kedewasaan ku. Mungkin bukan hari ini jawaban itu akan datang, mungkin kelak jawaban dari semua pertanyaan ku selama ini akan terkuak perlahan.

Mama Papa, impian mu agar aku menjadi anak yang berhasil dengan mendapatkan gelar pendidikan seumur hidup S1 belum bisa aku dapatkan. Kesempatan yang dulu telah kalian berikan belum bisa aku pertanggung jawabkan. Karena dulu aku terlalu egois dan aku masih belum bisa memikirkan masa depan. Satu hal yang selalu datang diakhir cerita adalah Penyesalan. Penyesalan ku karena telah menyianyiakan kesempatan yang telah kalian beri, menyianyikan sebagian umur muda ku untuk bersenang-senang, menyianyiakan waktu untuk tidak bersyukur kepada Allah Swt.


Do’a kan aku kembali disaat aku ingin kembali ke jalan yang baik. Membuat kalian bahagia sepertinya memang bisa membuat aku bahagia dunia dan akhirat. Membuat kalian tersenyum dan bangga kelak aku akan menjadi sarjana yang siap menjadi kebanggaan keluarga. Setidaknya disaat kalian masih bisa melihat aku menjadi sukses, kemudian kalian tersenyum dan menangis terharu melihat aku mengenakan toga.  Tunggu aku hingga aku bisa mencapai mimpi-mimpi itu, tunggu aku hingga aku bisa membuat kalian bahagia, dan tunggu aku di akhir usia kalian. J

Do’a kan aku “Mama Papa”

Popular posts from this blog

Cinta Restiana By Didit Priyanto